Malware ini dianggap sebagai upaya untuk melumpuhkan reaktor nuklir Bushehr di Iran.
VIVAnews - Software jahat (malicious software/ malware) bernama Stuxnet, akhir-akhir ini semakin menggila. Iran menjadi negara terparah yang terimbas oleh worm komputer ini.
Seperti dikutip dari situs ComputerWorld, setidaknya, 30 ribu komputer di negara itu terinfeksi oleh Stuxnet. Bahkan, dikabarkan badan energi atom Iran sampai harus melakukan rapat serius untuk mendiskusikan langkah menghadapi malware ini.
Menurut firma keamanan komputer Symantec, saat awal penyebaran malware ini, hampir 60 persen dari semua komputer terinfeksi berasal dari Iran. Banyak yang berspekulasi, bahwa malware ini sengaja dibuat untuk melumpuhkan reaktor nuklir Bushehr milik Iran.
Reaktor yang terletak di wilayah barat daya Iran, itu selama ini menjadi salah satu hal satu penyebab tingginya tensi antara Iran dan Barat. Barat, termasuk AS, sangat percaya, bahwa bahan bakar dari reaktor itu bisa diproses menjadi plutonium tingkat tinggi dan digunakan untuk membangun beberapa senjata nuklir.
Stuxnet sendiri merupakan program yang sangat berbahaya. Worm ini mengincar komputer Windows yang menjalankan sistem kontrol industri skala-besar yang terdapat pada pabrik-pabrik dan instalasi lain.
Sistem kontrol itu adalah SCADA (supervisory control and data acquisition) yang digunakan pada instalasi pembangkit listrik, pabrik-pabrik, pemipaan minyak, dan instalasi militer.
Stuxnet disebut-sebut oleh pakar keamanan komputer sebagai malware yang paling rumit yang pernah ada. Ia memanfaatkan empat celah keamanan sekaligus di sistem Windows. Ini merupakan yang pertama kalinya, sebuah program yang secara simultan mengancam dari begitu banyak celah.
"Melihat derajat tipe program yang ada, bisa kami katakan bahwa kode pemrograman ini sangat-sangat komplek. Pemrograman Ini hanya bisa dilakukan oleh misanynya sebuah negara, bukan seorang hacker yang bermain-main di rumah orang tuanya," ujar Eric Chien pakar keamanan komputer dari Symantec.
Hal senada juga diungkapkan oleh perusahaan keamanan komputer asal Rusia, Kaspersky. Menurutnya, tujuan utama Stuxnet bukan untuk memata-matai sistem yang terinfeksi tetapi untuk melakukan sabotase. Ini mengindikasikan bahwa perkembangan Stuxnet didukung sebuah negara dengan dukungan biaya besar, tim penyerang dengan keahlian tinggi, pengetahuan teknologi SCADA yang baik, serta data intelijen yang kuat.
“Program jahat ini tidak dirancang untuk mencuri uang, mengirimkan spam, atau mengambil data pribadi. Tapi jenis malware ini dirancang untuk menyabotase gedung-gedung, untuk merusak sistem industri,” kata Co-founder dan Chief Executive Officer of Kaspersky Lab Eugene kaspersky, dalam rilis resmi yang diterima VIVAnews.
Lebih jauh, Kaspersky percaya Stuxnet adalah prototipe senjata dunia maya. “Saya khawatir ini adalah awal dari dunia baru. Tahun 90-an adalah dekade vandalisme cyber, tahun 2000-an adalah dekade penjahat dunia maya. Sekarang kita memasuki dunia yang benar-benar baru, yakni era perang dunia maya dan terorisme dunia maya,” ujar Kaspersky.
0 Comments:
Info:
Agan ingin tukar link? Ke SINI aja.Komentar yang anda kirimkan akan ditangguhkan dahulu untuk mempermudah saya melihatnya